Maximagroup.co.id – Standar keamanan scaffolding adalah hal yang sangat penting dalam dunia konstruksi dan pekerjaan di ketinggian. Scaffolding atau perancah digunakan sebagai sarana bantu dalam pembangunan gedung, pemeliharaan, atau pekerjaan lainnya yang melibatkan akses ke area tinggi.
Tanpa adanya pedoman keselamatan yang terstruktur dan penerapan yang benar, penggunaan scaffolding dapat menimbulkan risiko kecelakaan serius di lingkungan kerja. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan standar keamanan scaffolding merupakan langkah vital untuk melindungi pekerja serta memastikan kelangsungan proyek yang aman dan efisien.
Pengertian dan Fungsi Scaffolding
Scaffolding adalah struktur sementara yang dirancang untuk menopang pekerja dan material selama proses konstruksi, pemeliharaan, atau perbaikan. Scaffolding memungkinkan pekerja menjangkau area tinggi secara stabil dan aman.
Dalam berbagai proyek industri, keberadaan scaffolding sangat krusial untuk efisiensi dan keselamatan.
1. Jenis Scaffolding
Terdapat beberapa jenis scaffolding, seperti:
- Scaffolding tubular (pipa besi): umum digunakan di proyek besar karena kekuatan dan kestabilannya.
- Scaffolding kayu: digunakan pada proyek skala kecil atau tradisional.
- Scaffolding mobile: dilengkapi roda, memudahkan perpindahan tanpa perlu pembongkaran.
- Suspended scaffolding: digantung dari atas, cocok untuk pekerjaan di gedung bertingkat.
2. Fungsi Utama
- Memberikan akses ke area kerja di ketinggian.
- Menyediakan tempat kerja sementara yang aman.
- Menampung alat atau bahan konstruksi.
Standar Keamanan Scaffolding

Dalam praktiknya, scaffolding harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan secara nasional maupun internasional. Di Indonesia, salah satu acuan yang digunakan adalah Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja.
Sementara itu, standar internasional seperti OSHA (Occupational Safety and Health Administration) dan ISO 45001 juga sering dijadikan referensi dalam sistem manajemen keselamatan.
1. Desain dan Perencanaan
Scaffolding harus dirancang oleh tenaga ahli atau insinyur yang memahami beban kerja dan kondisi lapangan. Aspek yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Tinggi bangunan dan kebutuhan akses.
- Beban maksimum yang akan ditanggung.
- Kondisi lingkungan seperti angin, hujan, dan getaran.
2. Material dan Konstruksi
Penggunaan material scaffolding harus memenuhi standar mutu:
- Bebas dari retak, karat berat, atau deformasi.
- Sambungan dan pengunci (clamp) harus kuat dan sesuai spesifikasi.
- Lantai kerja harus antiselip dan tahan beban.
3. Pemasangan dan Pembongkaran
Pekerjaan pemasangan maupun pembongkaran scaffolding wajib dilakukan oleh pekerja yang memiliki keahlian khusus. Langkah-langkah keselamatan kerja meliputi:
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, harness, dan sepatu keselamatan.
- Menyusun scaffolding secara bertahap dan simetris.
- Memastikan setiap sambungan terkunci dan tidak longgar.
4. Pemeriksaan dan Pemeliharaan
Scaffolding harus diperiksa secara rutin oleh petugas K3 atau supervisor proyek:
- Sebelum digunakan setiap hari.
- Setelah hujan deras, gempa, atau gangguan lainnya.
- Setelah pemasangan ulang atau modifikasi.
5. Pelatihan dan Edukasi
Seluruh pekerja yang menggunakan scaffolding wajib mendapatkan pelatihan:
- Mengenal risiko dan prosedur darurat.
- Teknik penggunaan yang benar.
- Pemahaman terhadap beban maksimum dan area larangan.
Risiko Kecelakaan akibat Scaffolding Tidak Standar
Apabila scaffolding tidak sesuai dengan standar keselamatan, potensi terjadinya kecelakaan akan meningkat secara signifikan. Beberapa bahaya yang sering terjadi meliputi:
1. Runtuhnya Struktur
Scaffolding dapat roboh saat digunakan jika dipasang secara tidak benar atau menggunakan bahan yang tidak memenuhi syarat kelayakan.
2. Jatuh dari Ketinggian
Tanpa pagar pengaman atau lantai yang stabil, pekerja bisa jatuh dan mengalami cedera serius.
3. Tertimpa Material
Bahan material yang tidak ditata dengan aman berisiko terjatuh dan membahayakan keselamatan pekerja yang berada di area bawah.
4. Terpeleset
Permukaan lantai kerja yang licin atau tidak rata dapat menyebabkan pekerja terpeleset.
5. Gagal Struktural Akibat Beban Berlebih
Jika scaffolding menanggung beban melebihi batas maksimum, risiko keruntuhan meningkat.
Manfaat Kepatuhan terhadap Standar Scaffolding
1. Mencegah Kecelakaan Kerja
Penggunaan standar scaffolding yang tepat dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan luka di area proyek.
2. Efisiensi Kerja
Struktur scaffolding yang kokoh dan aman turut mendukung kelancaran pergerakan pekerja serta meningkatkan efisiensi kerja mereka.
3. Kepatuhan Hukum
Kepatuhan terhadap peraturan terkait scaffolding membantu perusahaan terhindar dari konsekuensi hukum maupun denda administratif.
4. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
“Perusahaan yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) cenderung mendapatkan kepercayaan dan penghargaan lebih dari klien serta mitra bisnis.
5. Mendukung Sistem Manajemen K3
Standar scaffolding yang baik menjadi bagian integral dari penerapan sistem manajemen keselamatan kerja seperti ISO 45001.
Studi Kasus Standar Keamanan Scaffolding
Salah satu contoh penerapan standar keamanan scaffolding yang berhasil adalah pada proyek pembangunan pabrik di Surabaya oleh perusahaan kontruksi. Dalam proyek ini, seluruh struktur scaffolding yang digunakan telah melewati uji beban dan pemeriksaan teknis sebelum dipasang.
Pekerja juga dibekali pelatihan penggunaan scaffolding dan penggunaan alat pelindung diri (APD) wajib setiap hari. Selama proyek berlangsung selama lima bulan, tidak ditemukan kasus kecelakaan kerja terkait scaffolding, membuktikan bahwa penerapan standar secara konsisten dapat mencegah risiko fatal dan meningkatkan efisiensi kerja di lapangan.
Baca Artikel Lainnya:Â PJK3 Terbaik di Indonesia untuk Perusahaan Anda
Standar keamanan scaffolding bukan sekadar formalitas, melainkan elemen krusial dalam menjaga keselamatan kerja di proyek konstruksi dan industri lainnya.
Dengan memahami aspek desain, pemasangan, pemeliharaan, serta pelatihan pekerja, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Investasi dalam scaffolding yang sesuai standar juga mencerminkan tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan tenaga kerjanya. Jangan abaikan pentingnya scaffolding—karena keselamatan selalu dimulai dari fondasi yang kuat dan perencanaan yang matang.