Manajemen risiko adalah pendekatan sistematis dan strategis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, mengendalikan, dan mengelola risiko-risiko yang dapat mempengaruhi tujuan atau hasil dari suatu organisasi, proyek, atau kegiatan.
Seberapa Penting Manajemen Risiko?
Proses ini menjadi salah satu hal penting karena membantu organisasi mencapai tujuan mutu, meminimalkan ketidakpastian, dan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Beberapa tujuan utama dari proses ini adalah pencegahan masalah, kepatuhan terhadap standar, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Manajemen Risiko dalam ISO 900:2015
Dalam konteks ISO 9001, manajemen risiko menjadi pendekatan yang terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, mengendalikan, dan mengelola risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan mutu dalam sebuah organisasi. ISO 9001:2015, yang merupakan standar internasional untuk QMS, memasukkan pendekatan berbasis risiko yang diperbarui ke dalam kerangka kerjanya.
Langkah-Langkah dalam Manajemen Risiko, Identifikasi dan Kelola Risiko
Identifikasi Risiko
Mengenali potensi risiko yang mungkin memengaruhi kualitas produk atau layanan, baik dari dalam maupun luar organisasi.
Analisis Risiko
Menganalisis seberapa serius dan seberapa sering risiko-risiko tersebut dapat terjadi.
Penilaian Risiko
Menilai tingkat risiko dengan mempertimbangkan dampak dan probabilitasnya.
Perencanaan Respons Terhadap Risiko
Mengembangkan strategi untuk mengatasi risiko, seperti tindakan pencegahan atau mitigasi.
Baca juga: 11 Pekerjaan yang Membutuhkan Sertifikasi ISO 9001:2015
Implementasi Respons Terhadap Risiko
Melaksanakan rencana respons terhadap risiko yang telah ditetapkan.
Pemantauan Risiko
Memantau secara berkala risiko dan mengukur efektivitas langkah-langkah respons terhadap risiko.
Komunikasi Risiko
Berkomunikasi tentang risiko kepada semua pihak terkait agar pemahaman tentang risiko tetap konsisten.
Perbaikan Berkelanjutan
Melakukan peninjauan dan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan efektifitasnya.
Manajemen risiko dapat diterapkan di berbagai bidang, termasuk dalam bisnis, proyek, keuangan, lingkungan, teknologi informasi, kesehatan, keselamatan kerja, dan banyak lagi. Proses ini membantu organisasi untuk menjadi lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis, menjaga kualitas produk atau layanan, dan mencapai tujuan mutu dengan lebih baik. Selain itu, ini juga menjadi persyaratan yang diperlukan dalam standar ISO 9001:2015 untuk sistem manajemen mutu.