Bekerja di Ketinggian adalah salah satu pekerjaan yang memiliki resiko lebih tinggi, cedera, jatuh, luka serius hingga kematian. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) serta Penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus dilakukan untuk membantu mengidentifikasi dan mengurangi resiko yang mungkin bisa terjadi. Selain itu penyuluhan K3 perlu diberikan untuk setiap pekerja sehingga dapat mempersiapkan diri.
Dalam pekerjaan ini belum ada spesifikasi mengenai jarak minimum. Namun, sebagian besar perusahaan sepakat untuk jarak 1.8 Meter lebih di kategorikan sebagai bekerja di ketinggian. Pentingnya pekerja menggunakan APD untuk keselamatan diri. Tetapi masih banyak pekerja yang masih belum paham dan tidak memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di ketinggian.
Maka dari itu perlunya pengetahuan akan alat-alat perlindungan diri untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk sistem perlindungan bahaya jatuh.
Dalam pekerjaan ini belum ada spesifikasi mengenai jarak minimum. Namun, sebagian besar perusahaan sepakat untuk jarak 1.8 Meter lebih di kategorikan sebagai bekerja di ketinggian. Pentingnya pekerja menggunakan APD untuk keselamatan diri. Tetapi masih banyak pekerja yang masih belum paham dan tidak memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di ketinggian.
Maka dari itu perlunya pengetahuan akan alat-alat perlindungan diri untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk sistem perlindungan bahaya jatuh.
1. Safety Belt
Safety Belt (Sabuk Keselamatan) adalah salah satu APD dipakai oleh pekerja yang bekerja pada ketinggian. Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan Full Body Harness, tetapi Safety Belt hanya dikaitkan kebagian pinggang serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor.
Penggunaan Safety Belt sebagai alat pelindung jatuh harus mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat Safety Belt tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa jatuh dari ketinggian, karena jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cedera di bagian pinggang ataupun tulang belakang meski pekerja tersebut tidak mengenai permukaan tanah.
2. Full Body Harness
Bentuk APD ini dibuat untuk melindungi semua bagian penting penggunanya yaitu dada, panggul, paha, dan seluruh tubuh penggunanya, sehingga lebih aman saat digunakan bekerja di ketinggian. Penggunaan body harness di lengkapi dengan D-ring yang terletak pada bagian punggung serta bisa di sambungkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel dengan body harness.
Baca Juga : Pelatihan TKBT Tingkat 1
3. LifeLine
Alat ini berbentuk tali pengaman fleksibel yang terbuat dari kawat, serat, atau anyaman. Lifeline biasanya dikaitkan pada anchor point. Ada juga Standar dari Lifeline harus memiliki kekuatan daya tarik minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Lifeline bisa dipasang secara vertikal atau horizontal, sesuai dengan kebutuhan.
4. Retractable lifeline
Alat ini juga mempunyai fungsi yang baik, alat ini akan menarik serta mengunci tubuh ketika terjadinya tarikan secara tiba-tiba. Maka dari itu retraactable lifeline harus terpasang pada posisi tubuh dalam keadaan tegak.
5. Lanyard
Fungsi benda ini umumnya untuk menahan guncangan jika pekerja terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan ketika jatuh bebas dengan panjang maksimum 1,2 Meter. Sebaiknya lanyard/hook di pasang sejajar dengan dada, hal ini bertujuan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh pekerja. Sebuah Lanyard selalu diposisikan diantara anchor point dan body harness.
6. Fall arrestor (rope grab)
Kegunaan APD ini adalah untuk melindungi pekerja ketika sedang melakukan perpindahan tempat atau bergerak secara vertikal, biasanya jaraknya cukup panjang. jika pekerja bergerak ke atas, maka rope grab akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan pekerja tersebut, namun bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka perangkat ini secara mekanik akan mencengkeram lifeline.
7. Anchor Point (Anchor)
Setiap pekerja wajib memastikan bahwa anchor yang tersambung pada lifeline dan lanyard harus kuat. Posisi anchor point harus stabil dan titiknyanya sudah sesuai. Jika penggunaan anchor digunakan sebagai pelindung atau penahan pekerja dari kemungkinan terjatuh, anchor harus mampu menahan setidaknya 3,5kN (363 Kg) atau setidaknya empat kali berat pekerja. tapi, jika penggunaan anchor sebagai penahan saat terjatuh, anchor harus mendukung setidaknya 22 kN (2,5 ton).
8. Shock Absorber
Alat ini dikenal dengan alat penahan jatuh dengan fungsi menahan tubuh penggunanya, agar ketika jatuh dari ketinggian bisa mencegah kerusakan, dan juga mengurangi kekuatan tekanan pada anchor. Shock absorber biasanya dibuat terpisah atau dirancang menyatu dengan lanyard. Menurut standar CSA Z259.11, shock absorber dapat menambah panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter.
Baca Juga : Potensi Kecelakaan Bekerja di Ketinggian
Pentingnya penggunaan alat pelindung diri untuk melindungi diri dari resiko jatuh, tentunya penggunaan alat harus sesuai dengan standar keselamatan. Selain itu, setiap pekerja wajib memahami Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai pondasi untuk bekerja.
Pingback: Penggunaan APD Ketika Dalam Bahaya -